Minggu, 26 Oktober 2008

Rusak Lingkungan, Warga Ancam Tutup Paksa Galian
KEDIRI-Warga di tujuh dusun, yakni dusun Jengkol, Jarak, Simbar, Sagi, Lorejo, Brenggolo, dan Bendo, mengancam akan menutup galian C yang terletak di dusun Jengkol Desa Plosokidul Kecamatan Plosoklaten, secara paksa, apabila permintaan warga untuk menghentikan aktivitas pengalian yang dilakukan Tripel S, yang diajukan ke DRPD Kabupaten Kediri belum ditanggapi. Sebab galin itu telah merusak lingkungan.
Warga telah mengadukan ke DPRD Kabupaten Kediri, sejak satu minggu yang lalu, namun hingga kini belum ada tindakan dari anggota dewan, padahal saat ditemui warga, Ketua DPRD Kabupaten Kediri Erjik Bintoro dan didampinggi ketua komisi A, Hasyim Nawawi dan Ketua Komisi D, Gatot Prihantoro, berjanji akan mengabulkan aspirasi warga, akan menutup galian C karena sudah membayakan kehidupan warga, tapi hingga sekarang belum ada tindakan apapun.
“Ketua DPRD Kabupaten Kediri, berjanji akan menindak lanjuti protes warga, dan akan menutup segera aktivitas pengalian galain C,” ujar Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungn FMPL, desa Jengkol, Didik Purwanto.
Ketika wartawan memantau dilokasi galian C, di Dusun Jengkol, Rabu 22/10, mendapati aktivitas pengalian yang dilakukan Tripel S, masih berlangsung, bahkan kerusakan yang ditimbulkan nampak semakin parah, dengan panjang penambangan 5 Km, kedalaman rata-rata 8 meter dan lebar galian sekitar 50 meter.
Saat wartawan menanyai petugas jaga galian, berapa kali muatan perhari. Dirinya mengatakan tiap hari satu truk bisa menganggkut sampai 3-4 kali, dan sedangkan jumlah truk ada 20 truk. Sehingga perhari bisa mengangkut sekitar 120 kali.“Rata-rata 3-4 kali pangangkutan dan perhari kurang lebih sekitar 120 kali,”ujarnya.
Sementara itu menurut pengakuan salah satu warga, dusun simbar, desa Plosokidul, Poniran, yang juga sebagai petani, sejak adanya aktivitas penambangan tersebut, para petani dirugikan, karena berdampak pada kadar air tanah, sehingga dirinya untuk mengairi sawahnya yang biasanya per hektare membutuhkan 3 tangki, sekarang per hektarenya bisa menghabiskan 5-8 tangki. Dengan harga air pertangki Rp. 215ribu. Dan satu bulan harus menyiram sebanyak 3 kali. (nal)
======
DPRD Tidak Membela Kepentingan Rakyat
KEDIRI-Hingga kini janji DPRD Kabupaten Kediri, untuk menutup galian C yang dilakukan oleh Triple S, di dusun Jengkol desa Plosokidul, Kecamatan Plosoklaten hanya isapan jempol belaka, Pasalnya hingga saat ini DPRD Kabupaten Kediri, belum melakukan tindakan apapun, terkait dengan permintaan warga agar DPRD sebagai wakil rakyat untuk turun tangan.
Padahal ketika perwakilan warga yang mengadu ke DPRD yang pada waktu itu ditemui langsung oleh Ketua DPRD Erjik Bintoro, Ketua Komisi A Abdul Hasyim dan Ketua Komisi D Gatot Prayitno, satu minggu yang lalu, Ketua DPRD Erjik Bintoro, berjanji kepada warga, untuk menutup segera galian C yang dilakukan oleh Triple S karena sangat membahayakan dan merugikan warga. “Ketua DPRD dulu berjanji akan segera menutup galain C, ketika saya mengajukan laporan di kantor dewan,”ujar Didik Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan desa Plosokidul saat dikonfirmasi wartawan.
Sementara itu terkait dengan belum ada tindakan apapun dari Anggota DPRD Kabupaten Kediri, Korrdinator Koalisi LSM Kediri, Guntur, menilai bahwa anggota DPRD Kabuten Kediri tidak bisa membela kepentingan rakyat, dan hanya mementingkan kepentingan pribadinya saja.
“Anggota DPRD itu sebagai wakil rakyat, dan yang menjadikan juga rakyat, sekarang kok malah tidak membela rakyat,”ujarnya dengan nada tinggi.
Selanjutnya, dengan masih terus beraktivitasnya pengalian yang dilakukan oleh Triple S, Guntur, meminta untuk semua pihak yang terkait dengan galain C untuk menghentikan. Karena apabila ini terus dilakukan akan mengancam desa disekitar galian, apabila terjadi banjir. Desa sekitar bisa tenggelam. (nal)

..........................
BP3 Gali Lokasi Penemuan Arca
KEDIRI-Akhirnya setelah hampir 2 bulan ditemukanya situs purbakala arca di Dusun Babadan, Desa Sumbercangkring, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Tim Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jatim, melakukan penelitian lebih jauh dengan melakukan pengalian di sekitar lokasi penemuan arca. Sebab diduga di sekitar lokasi penemuan arca masih banyak benda peninggalan purbakala.Pengalian direncanakan akan dilakukan selama 2 minggu, yang terdiri dari dua tim, yang pertama mulai tanggal 23 Oktober dan minggu kedua yang dilakukan oleh tim berikutnya.
Kasi Pelestraian dan Pemanfaatan BP3 Jatim, Prapto Saptomo, mengatakan, pada hari pertama, BP3 hanya melakukan cek lokasi, dan pada hari berikutnya melakukan pemetaan, pengukuran dengan sistim Spit, untuk mengetahui sejauhmana kedalaman dan luas lokasi yang akan digali. Selain akan bisa mengambarkan tata letak pusat candi.
Pengalian situs candi Sumber Cangkring, nantinya tidak mengunakan alat berat dan hanya mengunakan alat ringan, seperti cangkul, lingis, cetok, kuas dan sikat, dikarenakan apabila mengunakan alat berat dikhawatirkan akan merusak situs, kata Prapto Saptomo.
Terkait dengan waktu pengalian yang hanya 2 minggu apakah akan selesai, dirinya mengatakan sebenarnya waktu 2 minggu tidak cukup untuk mengali, tapi mengigat dana yang ada hanya untuk 2 minggu dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.“Sebenarnya tidak cukup mengali dengan waktu sependek itu, tapi harus bagaimana lagi dananya cukup untuk 2 minggu,”ujarnya
Dirinya menduga dalam situs sunbercangkring ini, masih banyak benda purbakala yang belum ditemukan, seperti patung siwa, patung surya. Dan penemuan yang selama ini ditemukan seperti arca Duala Pala (penjaga pintu gerbang), Pala Kala (arca yang biasanya terletak di atas), arca kepala manusia, arca Ganesa Hindu, dan antefix (hiasan bangunan candi) hanya sebagian kecil saja.
Sementara itu, Kasi Seni dan budaya Kantor Pariwisata, seni dan budaya Kabupaten Kediri, Masadi, untuk penempatan candi yang ditemukan nantinya akan diangkat keatas dan bisa dijadikan sebagai obyek wisata, namun apabila tidak lokasi tersebut tidak memungkinkan akan diletakkan dimusium.ndiy
..........................
Minim Anggaran, Tim BP3 Rela Numpang di rumah Warga
Kediri - Tim Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jatim, harus bersabar pasalnya akibat tekendala minimnya anggaran, mereka harus rela untuk numpang dirumah warga yang dicarikan oleh kepala desa setempat. Mereka yang mengawali penggalian Situs Sumbercangkring, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jumat (24/10) masih menunggu tumpangan menginap selama tugasnya 12 hari di Desa Sumbercangkring tersebut.

Tim yang beranggotakan sembilan orang dari BP3 tersebut akan melakukan eskavasi (penggalian) untuk penyelamatan Situs Sumbercangkring yang ditemukan warga pada September atau bulan puasa lalu. Situs ini dimungkinkan terkait dengan Situs Tondowongso yang lebih dulu ditemukan.
Situs-situs tersebut diperkirakan akan menjadi temuan situ purbakala terbesar abad ini."Kami sedang dicarikan tempat kost oleh Pak Lurah. Kami akan tinggal di rumah warga. Selama 12 hari, kami akan menggali dan memetakan situs di Desa Sumbercangkring ini," ujar koordinator tim BP3, Kuswanto, karena anggaran yang minim, diperoleh keterangan bahwa tim BP3 yang akan ditugaskan di Sumbercangkring tersebut sebelumnya juga meminta bantuan anggaran kepada Pemkab Kediri. Besaran bantuan anggaran untuk penggalian dan eskavasi yang mereka harapkan adalah Rp 20 juta.
Sebelumnya, Kasi Pelestarian dan Pemanfaatan BP3 Jatim, Suuprapto sangat berharap kucuran dana tersebut. Karena anggaran itu nantinya untuk biaya penggalian selama 12 hari. "Bukanakah situs Sumbercangkring adalah aset Pemkab Kediri yang harus diselamatkan," kata Suprapto.
Namun saat ini, tim BP3 cemas, karena terkendala dengan musim hujan. Sehingga genangan air hujan akan sangat mengganggu proses penggalian dan eskavasi penyelematan benda purbakala tersebut. "Kalau galian tergenang air hujan, sulit mengukur lapisan tanah di tempat sejarah ini," terang Kuswanto.Selama hampir dua minggu itu, mereka akan menggali dan memetakan Situs Sumbercangkring.Tim tersebut akan menggali untuk mengetahui letak, posisi, dan ketinggian situs yang diduga sebagai tempat pemujaan tersebut. Namun Kuswanto masih belum mau memastikan lokasi penemuan situs ini berupa bangunan apa.
Meski demikian, Situs Sumbercangkring dimungkinkan sangat terkait dengan Situs Tondowongso. Situs Sumbercangkring hanya hanya berjarak 5 km dari Tondowongso arah utara di kecamatan yang sama. Warga pada awal puasa lalu dikejutkan dengantemuan arca saat menggali tanah dengan kedalaman 1,5 meter.
Saat itu berturut-turut, warga menemukan Arca Duwaro Polo (seperti Totok Kerot), potongan Arca Kepala dengan rambut digelung, Batu Berelief Kolo (Batu persegi berelief kolo), patung Lembu, serta Patung Yoni. Tim BP3 ini akan memusatkan penggalian pada areal 14 x 12 meter persegi, areal temuan warga. Tim dengan satu perempuan itu juga akan memastikan apakah Situs Tondowongso dan Sumebrcangkring ini adalah peninggalan Kerajaan Kadiri pada abad X. Apalagi dimungkinkan, penemuan situs tersebut merupakan temuan situs terbesar abad ini. "Semua masih kita teliti kebenarannya," tambah Kuswanto. (nal)..............................

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda