Rabu, 12 November 2008

BEBAS ROKOK

Pemkot Kediri Akan Tetapkan Kawasan Bebas Asap RokokDiawali Seluruh Ruang Rapat
KEDIRI - Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) akan mengusulkan smooking area (area bebas rokok) mulai 2009 mendatang, dengan target awal, seluruh ruang rapat pada kantor, dinas dan badan di jajaran pemkot.
Seperti disampaikan Kadinkes Kota Kediri, dr. Gatot Widiantoro kalau pihaknya akan mengusulkan adanya area bebas rokok, terutama pada fasilitas umum yang berupa ruang tertutup dan menggunakan pendingin ruangan (AC). Dasarnya adalah Peraturan Mentri Keuanan No 84/PMK.07/2008, tentang penggunaan dana bagi hasil cukai hasil tembakau, terutama pasal 7 ayat 1 huruf c. “Ini erat kaitannya dengan kesehatan, akan dampak dan bahaya bagi perokok pasif, juga berdsarkan Undang-Undang dan Permenkeu” ujar Gatot Rabu kemarin.
Dijelaskannya untuk mengawali rencana ini pihaknya bersama DPRD Kota Kediri, akan melakukan peninjauan ke Jakarta pada Desember 2008 mendatang. Untuk melihat langsung dan mempelajari prosedur membuat Peraturan Daerah (Perda) mengenai area bebas rokok. “Kalau memungkinkan sejak awal 2009 akan direalisasikan, diawali pada seluruh ruang rapat pada kantor, dinas dan badan di jajaran pemkot,” jelasnya.
Adapun sasaran utama dari area bebas rokok kedepan, meliputi pusat perbelanjaan, supermarket, rumah sakit dan perkantoran. Selanjutnya selain menetapkan area bebas rokok, juga mengusulkan dibuatnya tempat khusus bagi perokok atau smooking area di tempat-tempat tersebut. “Sehingga perokok aktif tidak mengganggu warga yang tidak merokok, yang akhirnya bisa menjadi perokok pasif dan lebih berbahaya bagi kesehatan,” ungkapnya. (nal)


DPRD Kota Kediri Menetapkan Wali Kota Terpilih
KEDIRI – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kediri, menetapkan Samsul Ashar dan Abdullah Abu Bakar sebagai Walikota dan Wakil
Walikota Kediri, periode 2009-2014, Rabu siang (12/11) kemarin, dalam rapat paripurna DPRD Kota Kediri, di gedung DPRD setempat.

“Penetapan Samsul Ashar dan Abdullah Abu Bakar sebagai walikota dan wakil walikota, memang baru dilakukan Rabu siang. Pasalnya, proses penetapan juga memerlukan waktu dan kelengkapan administrasi”, ujar Bambang Harianto ketua DPRD Kota Kediri.

Menurut Bambang, hasil rapat pleno KPUD tentang hasil Pilwali, sudah diserahkan ke DPRD Kota Kediri. Tetapi, ternyata banyak berkas yang kurang lengkap terutama yang menyangkut proses Pilwali. Setelah dipastikan lengkap dan memenuhi persyaratan administrasi, Rabu siang baru digelar rapat paripurna penetapan Samsul Ashar dan Abdullah Abu Bakar sebagai walikota dan wakil walikota terpilih.

Bambang Harianto mengatakan, hasil penetapan dalam rapat paripurna, langsung dikirimkan ke Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Jawa Timur. “Untuk proses selanjutnya, DPRD masih menunggu keputusan dari Menteri Dalam Negeri. Sedangkan pelantikan Walikota dan Wakil Walikota terpilih, diperkirakan dilakukan pada bulan April 2009 mendatang, bertepatan dengan akhir masa jabatan Walikota H.A Maschut,” tambah Bambang. (nal)

Antisipasi Banjir Brantas, Pasang Alat Peringatan Dini
Kediri- Mengantisipasi terjadinya banjir, Perum Jasa Tirta I Kediri memasang 5 unit early warning (alat pendeteksi dini untuk banjir) di sekitar aliran anak Sungai Brantas. Hal itu dilakukan mencegah banjir sedini mungkin.Lokasi yang dipasangi alat itu adalah Sungai Kresek (Kelurahan Dandangan, Kota Kediri), Sungai Kedak (Semen, Kabupaten Kediri), Sungai Termas (Kabupaten Kediri), dan Sungai Kalasan (Gampengrejo,Kabupaten Kediri). Sementara satu alat lagi dipasang di Sungai Kuncir (Nganjuk).Menurut Kepala Perum Jasa Tirta I, Kediri, Suhartoyo, alat pendeteksi banjir itu juga dilengkapi dengan water level untuk mengukur ketinggian air. "Jika debit air melebihi ketinggian lebih dari 100 milimeter per kubik, secara otomatis sirine berbuyi," katanya, Rabu (12/11/2008).Lebih lanjut, ia mengatakan, selain memasang early warning, beberapa alat telemetri untuk pengiriman pesan bajir juga sudah dipasang. Alat itu mengirimkan sinyal langsung di kantor tentang curah hujan yang terjadi.Peralatan telemetri itu, lanjut Suhartoyo, dipasang di beberapa lokasi wilayah Jasa Tirta I, mulai dari Bendungan Selorejo Malang sampai Jombang. Lokasi yang dipasang telemetri itu adalah Kediri, Jeli (Tulungagung), Kertosono (Nganjuk), dan Ploso (Kabupaten Kediri).Menurutnya, pemasangan alat itu sangat penting. Apalagi sekarang telah memasuki penghujan. Dikhawatirkan, jika tidak diawasi sewaktu terjadi bencana akan luput. Dia juga menyayangkan, sebagian sikap masyarakat yang kurang memperhatikan lingkungan, terutama di sekitar sungai. Seperti pengerukan pasir ilegal yang terus-menerus, sehingga menyebabkan abrasi. "Seharusnya mereka memperhatikan lingkungan, meski mengeruk hasil bumi,"katanya.Yang perlu dikhawatirkan, lanjutnya, adalah dampak jika terus mengeksplorasi sumber alam tanpa memperhatikan risikonya. Di wilayah Kediri, terakhir terjadi banjir besar adalah tahun 2004. Setelah itu, banjir hanya terjadi dengan ketinggian kurang dari semester. (nal)
==========

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda